The present digital era is marked by the emergence of computer technology and other technologies that support electronic access to information. Various digital media that are connected to each other form a new media that is more compatible, easily and quickly accessed, which is then called media convergence. During its development, this has led to various changes in the mass media on how information is presented to the public. In this regard, the television media is no exception, which has undergone several changes due to media convergence. YouTube is a platform that is considered to be one of the most compatible forms of media convergence with television characters. This research focuses on how audiences or television viewers enjoy Indonesian television programs on the YouTube platform, which is analyzed from the number of viewers to see the viewing patterns and measure the impact of media convergence on television. The results of this study can provide an up-to-date picture of how Indonesians watch television and what steps have been taken by television stations in dealing with these impacts. Keywords media convergence, television, YouTube, digital, information. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN 2579-9436 Online Jurnal Kajian Media is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License JURNAL KAJIAN MEDIA e-ISSN 2579-9436, URL Dampak konvergensi media terhadap pola menonton televisi indonesia di era digital Muhammad Zamroni Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Indonesia Zamuhammad11 Received 06-03-2021; Revised 15-03-2021; Acceptance 18-03-2021; Published 29-03-2021 English Title The Impact of Media Convergence on Indonesian Television Viewing Patterns in the Digital Age Abstract- The present digital era is marked by the emergence of computer technology and other technologies that support electronic access to information. Various digital media that are connected to each other form a new media that is more compatible, easily and quickly accessed, which is then called media convergence. During its development, this has led to various changes in the mass media on how information is presented to the public. In this regard, the television media is no exception, which has undergone several changes due to media convergence. YouTube is a platform that is considered to be one of the most compatible forms of media convergence with television characters. This research focuses on how audiences or television viewers enjoy Indonesian television programs on the YouTube platform, which is analyzed from the number of viewers to see the viewing patterns and measure the impact of media convergence on television. The results of this study can provide an up-to-date picture of how Indonesians watch television and what steps have been taken by television stations in dealing with these impacts. Keywords media convergence, television, YouTube, digital, information. Abstrak - Era digital hadir ditandai dengan munculnya teknologi komputer beserta teknologi lainnya yang mendukung akses informasi secara elektronik. Berbagai media digital yang saling terhubung satu sama lain membentuk sebuah media baru yang lebih kompatibel, mudah dan cepat diakses, yang kemudian disebut dengan konvergensi media. Dalam perkembangannya, hal tersebut mendorong berbagai macam perubahan pada media massa tentang bagaimana informasi disajikan kepada khalayak. Dalam hal ini tak terkecuali media televisi, yang telah mengalami beberapa perubahan diakibatkan oleh konvergensi media. YouTube merupakan platform yang dianggap menjadi salah satu Jurnal Kajian Media Vol 5 No 1, 2021 CC-BY-SA bentuk konvergensi media paling kompatibel dengan karakter televisi. Penelitian ini fokus pada bagaimana khalayak atau penonton televisi menikmati program acara televisi Indonesia pada platform YouTube, yang dianalisis dari jumlah penonton untuk melihat adanya pola menonton serta mengukur dampak konvergensi media pada televisi. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran terkini tentang bagaimana pola masyarakat Indonesia dalam menonton televisi serta langkah apa saja yang telah dilakukan stasiun televisi dalam menghadapi dampak tersebut. Kata kunci konvergensi media, televisi, YouTube, digital, informasi. PENGANTAR Digitalisasi telah membawa dampak yang cukup besar pada bagaimana sebuah informasi disebarkan, yang semula bergantung pada bentuk fisik berubah ke bentuk elektronik Sugihartati & Susilo, 2019. Situasi ini kemudian membawa dunia pada sebuah era yang disebut dengan era digital. Bagi Lau 2003 1 era digital merupakan sebuah masa dimana terdapat akses yang luas, siap, dan mudah untuk menggunakan maupun berbagi informasi secara elektronik. Seiring perkembangan, berbagai macam medium teknologi digital saling terhubung menjadi media tunggal Susilo et al, 2019. Fenomena inilah yang kemudian disebut dengan konvergensi media Gambar 1. Gambar 1. Konvergensi Media Konvergensi merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Convergenceā, yang berarti tindakan bertemu atau bersatu di suatu tempat, atau pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat Pratopo, 2018. Proses ini membuat konvergensi mediaā dapat diartikan sebagai pengintegrasian atau penggabungan media-media atau perantara dalam menyampaikan informasi atau hiburan dari pengirim informasi kepada penerima informasi Zulaikha, 2020. Konvergensi media merupakan sebuah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah baik cetak maupun elektronik televisi, radio, surat kabar, komputer, dan lain-lain menjadi satu ke dalam sebuah media tunggal Borders, 2006 5. Secara historis, saat informasi menjadi aspek terpenting bagi setiap transaksi bisnis, baik dalam skala nasional maupun global, maka hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama munculnya konvergensi. Batas-batas yang pada awalnya menghalangi efektivitas maupun produktifitas ekonomi, dapat dipecahkan secara mudah oleh hadirnya konvergensi serta dukungan dari regulasi-regulasi yang tanggap terhadap perubahan yang terjadi. Constanzo Media Asia Journal of the Asian Media Information and Zamroni, M. Dampak konvergensi media terhadap pola menonton televisi indonesia di era digital Communication Centre, Juni, 2016 170-171, telah memprediksi bahwa rezim monopoli konten media akan segera berakhir saat konvergensi memasuki usianya yang matang. Hal ini akan mendorong terbitnya regulasi-regulasi yang memberikan kesempatan kepada semua pemain, untuk memperoleh akses yang sama terhadap semua fasilitas media berbasis informasi. Victor GarcĆa Perdomo, dalam artikel yang diterbitkan oleh Digital Journalism, meneliti bagaimana hubungan televisi, media online, dan pemirsa dalam konteks pemberitaan televisi. Ia menyebutkan bahwa kehadiran media online telah memengaruhi bagaimana sebuah berita diproduksi dan dikonsumsi, baik dari segi teknologi, praktik jurnalistik, konten, dan interaksinya terhadap audien Juni, 2020 2. Audien yang semakin paham dan familiar dengan perkembangan teknologi, mendorong televisi mengintegrasikan kemampuan multimedia dan web lainnya ke dalam setiap program yang mereka miliki. Dwyer 2010 6, menyebut bahwa kehadiran teknologi internet benar-benar mengubah cara bagaimana sebuah konten dibuat, didistribusi, dan dikonsumsi. Tidak seperti media penyiaran konvensional, internet tidak hanya menjadi media yang point-to-point, tapi juga point-to-multipoint. Artinya, internet tidak hanya memiliki kapasitas untuk menghubungkan antar individu, tapi juga memungkinka individu untuk berbicara dan berinteraksi dengan banyak individu massa secara bersamaan. Lebih lanjut, digitalā sebagai era yang melingkupi perkembangan konvergensi media saat ini, telah menjadi terminologi yang mapan, sebab hampir semua media menggunakan teknologi digital baik dari segi produksi, distribusi maupun konsumsinya. Selain penggunaan teknologi digital, konvergensi juga ditandai dengan munculnya jejaring antar teknologi yang memungkinkan komunikasi dua arah terjadi secara kompleks. Oleh sebab itu, Meikle dan Young 2012 3 menganggap konvergensi yang terjadi saat ini adalah jejaring media digital. Teknologi internet dan smartphone menjadi faktor penting bagi terjadinya konvergensi antar berbagai media menjadi media tunggal. Kini, hampir semua informasi dapat diakses dan dibagi hanya dalam satu media yang digenggam. Pada sebuah laporan yang dirilis oleh Hootsuite, sebuah situs layanan manajemen konten yang terhubung dengan berbagai situs jejaring sosial, pada tahun 2019 terdapat 355,5 juta unit smartphone yang terhubung dengan internet. Di sisi lain, jumlah populasi Indonesia di tahun yang sama berada pada angka 268,2 juta jiwa. Artinya, ada sekitar 33% orang Indonesia memiliki smartphone lebih dari satu. Selanjutnya, pengguna aktif media sosial sebanyak 150 juta pengguna, dimana berdasarkan survey terdapat 88% yang aktif menggunakan platform YouTube, 83% menggunakan Whatsapp, 81% menggunakan Facebook, serta 80% menggunakan Instagram. Rata-rata akses internet masyarakat Indonesia dalam sehari adalah 8 jam 36 menit, dimana sebanyak 3 jam 26 menit digunakan untuk mengakses media sosial, 2 jam 52 menit menonton televisi secara streaming, dan 1 jam 22 menit untuk mengakses musik, serta 56 menit sisanya untuk mengakses informasi lainnya diakses 28 Desember 2020. Bagi dunia industri media, angka-angka ini bukanlah angka kecil dan sekaligus menyimpan potensi yang masih cukup besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 268,2 juta jiwa Diana, 2017. Penggunaan smartphone yang telah mencapai lebih dari seperempat penduduk Indonesia, membawa dampak pada bagaimana media yang lebih konvensional diperlakukan oleh khalayak atau penontonnya. Perlahan tapi pasti, media konvensional Jurnal Kajian Media Vol 5 No 1, 2021 CC-BY-SA mulai terlihat menyiapkan diri dari berbagai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi akibat adanya konvergensi media. Perubahan ā perubahan yang terjadi inilah yang akan menjadi fokus dalam pembahasan ini, terutama yang terjadi pada bagaimana dampak konvergensi media memengaruhi perubahan dan strategi stasiun televisi konvensional. Perubahan dan strategi tersebut kemudian dapat dilihat dari bagaimana perilaku menonton televisi saat ini yang mulai bergeser dari media konvensional ke media digital. Perubahan perilaku menonton televisi ini mendorong stasiun televisi konvensional melakukan upaya adaptasi dan strategi melalui program acara dan platform media sosial yang dianggap populer sekaligus menguntungkan Andrianto, 2018. Cepatnya laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir, secara evolutif maupun revolusioner telah membawa dampak dalam bagaimana masyarakat mengonsumsi informasi. Oleh sebab itu, migrasi khalayak dari media konvensional ke media digial semakin tidak dapat dihindari. Diversifikasi konten informasi, yang merupakan hasil dari konvergensi media, membuat siapa saja, kapan, dan di mana saja dapat saling bertukar informasi atau konten secara bebas dan kompetitif. Media-media besar arus utama yang sebelumnya mendominasi pasar, dengan adanya konvergensi media, tidak lagi dianggap sebagai kanal informasi yang dapat mengontrol laju tren khalayak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai dampak konvergensi media bagi stasiun televisi konvensional Indonesia di era digital, serta langkah-langkah stasiun televisi tersebut dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Selain itu, penelitian ini secara khusus juga menyoroti perilaku khalayak atau penonton televisi Indonesia, yang perlahan beralih ke media sosial YouTube, yang menyediakan lebih banyak variasi konten dan dapat diakses secara mudah. METODE PENELITIAN Penelitian ini meletakkan landasan berupa tinjauan terhadap konsep kovergensi media serta dampaknya terhadap perilaku penonton dan media televisi. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian, dengan cara menelusuri perubahan perilaku dan konten pada stasiun televisi di Indonesia, untuk memperoleh gambaran dari dampak adanya konvergensi media. Data-data diambil dari berbagai macam sumber yang relevan, dan terutama dari media sosial YouTube, sebagai salah satu platform paling populer yang paling dekat dengan karakter televisi. Penulis membuat perbandingan konten, antara YouTube dengan televisi konvensional, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konvergensi media terhadap stasiun televisi. Penulis juga memakai raihan jumlah view, subscriber, serta perkiraan pendapatan official channel stasiun televisi untuk memperoleh gambaran adanya migrasi penonton televisi Indonesia ke media sosial YouTube, sebagai salah satu platform yang muncul karena adanya konvergensi media. TEMUAN HASIL DAN DISKUSI Dampak Konvergensi terhadap Media Televisi Saat teknologi internet belum menjadi populer seperti sekarang, televisi masih menjadi media primadona yang seolah wajib ada dalam setiap rumah masyarakat Indonesia. Kini, televisi seolah hanya menjadi salah satu barang pajangan, yang belum tentu dalam satu hari dinyalakan oleh pemiliknya. Smartphone yang memiliki lebih banyak Zamroni, M. Dampak konvergensi media terhadap pola menonton televisi indonesia di era digital fasilitas hiburan daripada media televisi, mendorong masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teknologi yang tidak lebih dari 10 inchi itu. Selain menawarkan banyak varian jenis hiburan yang tidak terbatas akses waktunya, smartphone juga memberi keleluasaan ruang untuk menikmatinya di mana saja sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan dan dikehendaki. Salah satu jenis hiburan yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia adalah media sosial. Katadata menyebut dari 160 juta pengguna media sosial pada tahun 2020, sebanyak 88% mengakses platform YouTube diakses 4 Januari 2021. Artinya 88% dari 160 pengguna media sosial memilih untuk mengakses informasi dan hiburan melalui media audio visual platform YouTube. Angka tersebut membawa dampak yang cukup signifikan bagi industri televisi dalam mengubah strategi siarannya. Anthony Chia, dalam artikelnya yang berjudul Convergence Impact and Issue for the Media, memaparkan bagaimana pola media televisi konvensional yang cenderung pasif, memiliki urutan program yang tetap, dan minim manuver terhadap konten, merupakan beberapa alasan yang menyebabkan berkurangnya ketertarikan konsumen Mei, 2016 126. Di sisi lain, media sosial berbagi video seperti YouTube, memberikan kesempatan cukup luas bagi siapa saja dan dari mana saja untuk menayangkan kontennya secara bebas tanpa aturan yang ketat. Kondisi ini menyebabkan stasiun televisi yang cenderung pastif, minim manuver konten, dipaksaā untuk melakukan berbagai macam penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang ditempuh oleh berbagai stasiun televisi adalah melakukan merger. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat akumulasi kapital yang akhirnya dapat digunakan untuk memperkuat persaingan. Pada tahun 2016, dari 15 stasiun televisi nasional di Indonesia, ada 4 grub besar hasil merger yang menguasai ceruk industri televisi. Keempat grub tersebut adalah Grub Global Mediacom RCTI, MNC TV, GLOBAL, INEWS TV yang menguasai 35% pasar audien, Grub Elang Mahkota Teknologi SCTV, INDOSIAR yang menguasai 22,8% pasar audien, Grub Visi Media Asia ANTV, TVONE yang menguasai 17,3% pasar audien, dan Grub Trans Media TRANS7, TRANS yang menguasai 13,6% pasar audien. Sisanya, pasar audien sebesar 9,2% dikuasai oleh 5 stasiun televisi lainnya, yaitu NET TV, METRO TV, RTV, KOMPAS TV, dan TVRI Nainggolan, Jurnal ASPIKOM, Januari, 2018 767-782. Selain merger, dampak bagi industri televisi juga terjadi pada sektor konten dan penyiaran. Platform YouTube yang menguasai pasar media sosial di Indonesia membawa pengaruh cukup signifikan bagi televisi yang kemudian berbondong-bondong membuat akun official di YouTube Tabel 1. Hal ini, pertama dapat dilihat sebagai upaya stasiun televisi untuk menghampiri konsumennya yang beralih ke YouTube. Kedua, dengan membuat akun official di YouTube, pihak stasiun televisi secara tidak langsung menganggap YouTube sebagai saluran kedua, bahkan untuk memperluas jangkauan siaran. Angka Juta subscriber yang diraih oleh Trans7 Official, merupakan capaian yang tidak dapat diabaikan dalam industri media. Sebab, diperkirakan Trans7 dapat menambah pemasukan hingga sekitar 13 Milyar per bulan hanya dengan mengunggah beberapa program acaranya ke YouTube. Tingginya pendapatan serta subscriber yang dihasilkan stasiun televisi dari proses unggah konten di platform YouTube, merupakan dampak konvergensi lain yang cepat atau lambat dapat dibaca sebagai bentuk migrasi konsumen televisi konvensional ke bentuk televisi yang lebih kompatibel dengan perilaku menonton konsumennya Tavel 2. Jurnal Kajian Media Vol 5 No 1, 2021 CC-BY-SA Tabel 1. Jumlah Subscriber Stasiun Televisi Indonesia di YouTube. Surya Citra Televisi SCTV RAJAWALI TELEVISI - LANGIT RTV Tabel 2. Perkiraan Pendapatan Program Acara Televisi Indonesia di YouTube. RCTI - LAYAR DRAMA INDONESIA 86 & Custom Protection NET Zamroni, M. Dampak konvergensi media terhadap pola menonton televisi indonesia di era digital Pada sisi konten, popularitas YouTube dalam menyediakan wadah yang luas bagi kreativitas YouTuber, perlahan memberi pengaruh bahkan menggeser program-program acara televisi. Konten review makanan dengan judul Mukbangā yang cukup populer di YouTube, misalnya, sekarang juga menghiasi program acara televisi seperti Demen Makanā dan Bikin Laperā yang tayang di Trans TV. Bahkan, Trans7 membuatkan program khusus untuk Ari Lasso, āAri Lasso and Friendsā, yang secara konten sama persis dengan Vlog Ari Lasso yang sebelumnya secara rutin ia unggah di channel YouTube-nya. Pada sisi program, tren konten yang ada pada channel YouTube mulai ditangkap dan dikonversi dan bahkan dipindah tayangkan ke layar televisi. Tabel 3. Program Acara TV yang dipengaruhi dan meniru konten video di YouTube. Pola Menonton Televisi di Indonesia Secara etimologi, televisi berarti melihat dari jauh. Peristiwa yang terjadi di Jakarta, dapat dilihat oleh penonton yang ada di Surabaya melalui perangkat teknologi yang bernama televisi. Secara konvensional, pesawat televisi berwujud tabung maupun LED dengan berbagai macam ukuran yang ditempatkan di dalam rumah atau tempat-tempat publik. Umumnya, pesawat televisi tidak dapat dipindahkan atau dibawa secara fleksibel. Sejak pesatnya pertumbuhan smartphone dan platform media sosial, televisi perlahan tidak lagi menjadi satu-satunya media hiburan yang diandalkan oleh masyarakat. Tingkat mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, juga merupakan salah satu faktor yang mendorong masyarakat semakin berkurang intensitasnya dalam menonton televisi konvensional. Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa penonton televisi semakin berkurang. Pada dasarnya, masyarakat masih menyukai televisi, namun dengan cara atau pola yang berbeda. Pada awalnya, televisi berdimensi sosial, dimana biasanya disaksikan lebih dari satu orang, misalnya bersama keluarga atau teman. Dalam perkembangannya, televisi memasuki fase private, dimana hampir masing-masing kamar dalam satu rumah terdapat satu pesawat televisi. Situasi tersebut menunjukkan betapa setiap anggota keluarga memiliki tayangan favorit. Artinya setiap masyarakat membutuhkan televisi untuk mengakses informasi atau hanya mendapatkan hiburan. Channel YouTube The Onsu Family Review makan āmukbangā di YouTube Channel Youtube Baim Paula Program review makan āmukbangā di YouTube Channel YouTube Sule Channel Jurnal Kajian Media Vol 5 No 1, 2021 CC-BY-SA Saat ini, hampir tidak menjadi masalah jika dalam suatu rumah tidak ada pesawat televisi. Bahkan, meskipun dalam satu kamar terdapat satu pesawat televisi, belum tentu dinyalakan setiap hari. Justru, hari ini akan terlihat janggal apabila setiap orang tidak memiliki smartphone. Sebab, melalui smartphone, setiap orang tidak hanya dapat menonton program acara televisi, tapi juga aktivitas lainnya seperti berkomunikasi dengan orang lain bahkan untuk bekerja Harliantara, 2019. Kehadiran smartphone menjadi sarana wajib setiap masyarakat saat ini untuk mengakses berbagai jenis informasi dan hiburan melalui media sosial dan konten YouTube. Menggunakan smartphone membuat setiap orang lebih leluasa dan fleksibel ketika akan mengakses informasi yang dikehendaki. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan pesawat televisi yang susunan programnya tersusun mulai pagi hingga dini hari. Artinya masyarakat yang harus menyesuaikan dengan jam tayang program yang dikehendaki. Situasi ini yang kemudian menciptakan prime time atau tayangan utama pada pukul Dimana pada jam tersebut adalah waktu istirahat dan tidak bekerja, sehingga kebanyakan masyarakat mengakses pesawat televisi. Namun karena terbatasnya jumlah stasiun televisi membuat program yang ditayangkan pada jam prime time justru tidak banyak pilihan, karena mengikuti tren selera pasar atau program yang memiliki jumlah rating yang tinggi. Artinya pada jam tersebut justru tidak memiliki banyak pilihan. Pada akhirnya munculnya platform YouTube ditengah ā tengah teknologi smartphone yang menjadi kebutuhan primer masyarakat menjadi alternatif dan bahkan mengubah pola menonton televisi yang sudah terbentuk. Ketika menikmati program acara televisi secara konvensional, hanya 1 kali memiliki waktu tayang utama pada jam 1900WIB. Hal ini dikarenakan terdapat waktu dimana masyarakat tidak lagi bekerja dan sedang beristirahat atau santai bersama keluarga. Kemudian dengan smartphone mengakses konten televisi melalui platform YouTube dapat memiliki waktu tayang utama lebih dari satu kali dalam sehari, menyesuaikan kebutuhan dan keinginan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab prime time menjadi semakin luas karena khalayak penonton tidak lagi menunggu jam tayang televisi yang cenderung tetap. Sebagian audien lebih memilih mencari konten televisi di YouTube yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, serta di sisi lain pihak pengiklan juga memiliki opsi kampanye yang lebih lama dan variatif. KESIMPULAN Teknologi internet dan smartphone menjadi faktor penting bagi terjadinya konvergensi antar berbagai media menjadi media tunggal. Perubahan ini berdampak pada perusahaan media massa di Indonesia melakukan merger, akuisisi, bahkan kerjasama dengan pihak asing. Selain merger, dampak bagi industri televisi juga terjadi pada sektor konten dan penyiaran akibat dari munculnya platform YouTube yang menguasai pasar media sosial di Indonesia. Oleh sebab itu, televisi kemudian berbondong-bondong membuat akun official di YouTube. Televisi juga melakukan konversi atau menayangkan konsep yang sama dengan konten yang ada di channel YouTube yang memiliki viewer yang banyak untuk ditayangkan kembali. Hal ini sebagai upaya stasiun televisi untuk menghampiri konsumennya yang beralih ke YouTube sekaligus menempatkan YouTube sebagai saluran kedua, sekaligus memperluas jangkauan siaran. Pesatnya pertumbuhan smartphone dan platform media sosial membuat televisi perlahan tidak lagi menjadi satu-satunya media hiburan yang diandalkan oleh masyarakat. Kondisi ini yang akhirnya merubah pola menonton televisi masyarakat Indonesia. Sifat Zamroni, M. Dampak konvergensi media terhadap pola menonton televisi indonesia di era digital penayangan program acara televisi yang tersusun dan tetap membuat banyak masyarakat tidak dapat mengaksesnya secara leluasa. Akhirnya mengubah pola menonton yang awalnya menikmati acara televisi pada waktu prime time hanya sekali berubah menjadi lebih dari 1 kali dengan mengakses konten televisi melalui platform YouTube. Perkembangan teknologi di era digital mengakibatkan terjadinya konvergensi berbagai media serta mengubah pola menonton masyarakat terhadap televisi yang dulunya menyesuaikan susunan program, sekarang lebih fleksibel dan leluasa sesuai dengan kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, N. 2018. Pesan Kreatif Iklan Televisi Dalam Bulan Ramadan Analisis Semiotika Iklan Bahagianya adalah Bahagiaku. Jurnal Studi Komunikasi, 21, 17-31. Borders, Gracie Lawson. 2009. Media Organizations and Convergence Case Studies of Media Convergence Pioneers. New Jersey Lawrence Erlbaum Associates Inch. Constanzo, Paddy. 2016. āMedia Convergence and Competitionā. Media Asia Asian Journal of Communication 27 3 170-171. Dwyer, Tim. 2010. Media Convergence. England Open University Press. Diana, L. 2017. De-Konvergensi Ruang Media di Indonesia. Ultimacomm Jurnal Ilmu Komunikasi, 92, 15-45. Harliantara, H. 2019. Website pada Industri Penyiaran Radio di Indonesia Live Streaming dan Podcasting. Jurnal Studi Komunikasi, 31, 82-100. Katadata. 2020. 10 Media Sosial yang paling Sering Digunakan di Indonesia. Diakses tanggal 4 Januari 2021. Lau, Jesus. 2016. Guidelines on Information literacy for lifelong learning. Diakses 2 Januari 2021. Meikle, G. & Young, S. 2012. Media Convergence Networked Digital Media in Everyday Life. London Palgrave Macmillan. Nainggolan, Bastian. 2018. āDinamika Konsentrasi Pasar Industri Pertelevisian Nasionalā. Jurnal ASPIKOM 3 4 767-782. Perdomo, Victor Garcia. 2020. āRe-Digitzing Television News The Relationship between TV, Online Media and Audienceā. Digital Journalism 1-19. Pratopo, W. M., & Kusajibrata, N. 2018. Konvergensi di ruang redaksi pada kelompok media tempo. Jurnal Studi Komunikasi, 21. Rianto, A. Dwi. 2019. Hootsuite We are Social Indonesian Digital Report 2019. Diakses 28 Desember 2020. Jurnal Kajian Media Vol 5 No 1, 2021 CC-BY-SA Sugihartati, R., & Susilo, D. 2019. Acts against drugs and narcotics abuse Measurement of the effectiveness campaign on Indonesian narcotics regulator Instagram. Journal of Drug and Alcohol Research, 8, 1-4. Susilo, D., Sugihartati, R., & Arimbi, D. A. 2019. Indonesian Women in Politics Critical Analysis of Portrayal in Online News Ilmu Komunikasi UAJY. Zulaikha, Z. 2020. Media konvensional vs media daring Belajar dari kasus acara Tonight ShowāNET TV. Jurnal Kajian Media, 41. ... Television today is no longer the main communication channel for a person to get information Warto, 2019. It can be seen in the digital native generation, including Generation Y and Generation Z, who grew up together with internet technology and made social media the main source of information Prensky, 2011 The convergence of media due to technological developments has increasingly changed how people consume media Zamroni, 2021. As Long 2014 puts it, "Audiences are themselves products of media operations and texts" Long, 2014. ...The public's interest in television programs is raised due to their function to increase education and protect the country from conflict or disharmony. According to the function of media, the media has three purposes as a watchdog, a public forum, and media for public participation. The media also has the assignment to critique the government if they need to be released good regulations for the public. So the researchers are interested in exploring media content, especially television. This research analyzes the public perception of television programs such as news, talk shows, variety shows, infotainment, soap opera, religion, kids' programs, and tourism and culture. In collaboration with Komisi Penyiaran Indonesia KPI, researchers collect program samples from television from August until December. To collect the data, we held a focus group discussion with eight informants from Universitas Padjadjaran who are experts in media, politics, religion, cinema, and content. The research results show that four programs have an index below the line. The programs include infotainment 2,81; variety shows 2,72; soap operas 2,83, and tourism and culture 2,43. Therefore, producers need to do more in-depth research before creating a show. It is useful for increasing the overall understanding of the target audience's tastes, preferences, characteristics, and knowledge level.... Konvergensi media dapat dilihat, pertama sebagai upaya stasiun televisi mendekatkan diri kepada konsumennya yang beralih ke YouTube. Kedua, dengan memiliki official di YouTube, stasiun televisi menjadikan YouTube sebagai saluran kedua sehingga jangkauan siarannya makin luas Zamroni, 2021. Konvergensi media menjadi salah satu cara bagi JogjaTV untuk tetap eksis. ...Anwar HarsonoKonvergensi media merupakan suatu keharusan bagi media televisi di tengah kemajuan teknologi teknologi informasi dan komunikasi. Perilaku masyarakat yang lebih banyak memilih media sosial dalam mengakses berita, informasi dan hiburan telah disikapi oleh JogjaTV dengan melakukan konvergensi media. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ruang lingkup konvergensi Jogja TV dan media sosial, dan problem yang dihadapi pengelola dalam konvergensi Jogja TV dan media social. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observsi, dan studi dokumentasi. Data dari hasil wawancara dan observasi yang diperoleh secara langsung dari informan. Observasi dilakukan dengan cara mengamati objek yang diteliti yaitu kegiatan aktivitas konvergensi. Dokumentasi dilakukan dengan cara menelusuri dan mempelajari dokumen atau catatan terkait dengan konvergensi JogjaTV dengan media sosial. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi JogjaTV dengan media social dilakukan dengan membuka official channel di youtube dan instagram. JogjaTV melakukan konvergensi sederhana yaitu dengan mengunggah acara-acara yang disiarkan JogjaTV ke youtube. Guna memudahkan penonton menemukan program acara, official channel JogjaTV di youtube membuat kategori live streaming, video viral, live streaming sebelumnya, upload social, berita terkini seputar jogja, hiburan, budaya, expose jogja, dan dialog studio. Hambatan yang dihadapi JogjaTV dalam melakukan konvergensi menghadapi hambatan baik dari sisi teknologi ketika ada gangguan internet saat live streaming, keterbatasan SDM yang mengelola media social, dan keterbatasan anggaran untuk melakukan konvergensi ke level yang lebih baik lagi.... Teknologi komputer dan teknologi lain yang muncul dalam era digital telah memfasilitasi akses elektronik terhadap informasi telah merevolusi praktik komunikasi di era digital Zamroni, 2021;Zis et al., 2021. Transformasi teknologi telah digunakan untuk mengembangkan promosi produk Irnando, 2021, digunakan sebagai strategi pemasaran digital untuk melibatkan audiens dalam menyebarkan ide Nasucha & Kertanegara, 2020;Dwiputra, 2021, dan menentukan taktik pemasaran karena perkembangan di ranah komunikasi digital Yanuar et al., 2021;Al Fathan & Aminudin, 2021, salah satunya adalah keberadaan Youtube. ...Teguh Dwi PutrantoAt the end of 2021, Rewind Indonesia 2021 returns with a collection of topics that have been discussed throughout the year. The video is uploaded by the Indonesian Youtubers account and has a total duration of approximately 21 minutes. Various famous people appear in the video, including actors, athletes and digital content creators. Rewind Indonesia 2021 contains a message that serves as a reminder for every young person who watches the film that the future of Indonesia and the country is in the hands of young people who want better things. This study aims to find out how the symbol of nationalism in the music video "Rewind Indonesia 2021". The method used in this study is the semiotics of Charles Sanders Peirce in the music video "Rewind Indonesia 2021" on the Youtube Channel Indonesian Youtubers. The conclusion of this study is that the symbol of nationalism in the music video "Rewind Indonesia 2021" is a symbol related to identity as the Indonesian nation, a symbol of protection please help, a symbol that gives encouragement, and a symbol of resurrection.... Serambi Indonesia, which employs social media platforms such as YouTube, is probably the best option and effort for advancing media convergence. YouTube is a platform that can be utilised to execute media convergence, according to Zamroni 2021, because its features are compatible with television and resemble them. ...Harisul AmalThis study aims to explain the application of local media convergence in Serambi Indonesia in Aceh. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. The technique of collecting data is by using interview, observation and documentation techniques. The results of this study indicate that Serambi Indonesia conducts convergence in various divisions, in the newsroom division, Serambi Indonesia applies an editorial room system with a single newsroom system, which has an impact on the effectiveness of journalists' work. With the convergence of content, Serambi Indonesia adapts to the platform it has. Serambi Indonesia recruits new journalists who understand their duties and roles and then provides them with various journalistic training to support the smooth running of their duties. The results of this study have an impact on strategies to improve media quality in the face of media business competition in the era of Dwi PutrantoCommunication a necessary component of the training process that cannot be ignored until the competition period. Effective communication between fellow athletes during physical training, technical training, and mental training can lead to complete understanding for athletes. Likewise, during a match, when technical, physical, and mental exercise is no longer carried out before the match, communication cannot be ignored during the match. This study aims to determine how the group communication of the East Java women's team archery recurves at the XX National Sports Week PON in Papua. The East Java women's team recurve archery was chosen in this study because of the consistent achievement of East Java archery during participation in PON, one of which was in the women's team recurve number. The method used in this study is the semiotics of Charles Sanders Peirce in the final video of the East Java women's team archery competition at the Papua National Sports Week, which was obtained through the Youtube channel "Media Second TV." This study shows that group communication in the sport of recurve archery for the women's team of East Java at the XX National Sports Week PON in Papua is dominated by non-verbal communication during the final match. Harliantara Harley PrayudhaRadio broadcasting institutions continue to develop with the process of developing transmission technology and audio applications. Any situation in changes in radio technology always adapts in an effort to maximise performance in management. This study uses a qualitative approach that is still not widely done to review the websites of private radio broadcasters with the technique of collecting data through field observations, interviews, and documentation studies. The process is carried out with data analysis techniques by performing 3 three aspects of the analysis systematically, namely data reduction, data display, and drawing conclusions. This study found that radio broadcasting in addition to air or broadcast transmission in the form of sound or sound also distributes broadcasts through live streaming or streaming podcasts on the internet network in the form of sound, text, images and NainggolanThe weakening macro condition of Indonesiaās economy in the last five years has influenced the economic performance of the television media industry. Since that time, media advertising expenditure as the largest revenue source for the television industry has been declining. The purpose of this research is to know how each group of broadcast media corporations in this country are competing and trying to control the market of the media industry. Methods used in this research was adopting both the quantitative analysis which leans back upon the organization the field of industrial in theory. Relying on the Structure-Conduct-Performance analysis model, the result of this research reveals that although the economic slowdown impacts the economic performance of the corporate group of television, the roles of three groups of television media corporations Global Mediacom, Elang Mahkota Teknologi, and Visi Media Asia remain dominant. The market audience and television ads are concentrated in these three groups and build an increasingly uncompetitive structure for other industry players. This research contributes to give insight on the current economic situation of national television Marhaen PratopoNasrullah KusajibrataThis study seeks to reveal the implementation of convergence in the newsroom with case study of Tempo Group. This research uses qualitative approach and case study method. This study reveals that Tempo began to implement newroom convergence after publishing Kora Tempo in 2001. The effort toward newsroom convergence was realized by forming Tempo Newsroom which is meant as a news control center. After passing a series of trials and policy changes, the Tempo Group finally adopted full editorial convergence since 2012. In the application of this editorial convergence, Tempo chose the Newsroom model, a newsroom management system that brings together news gathering and news processing to provide news needs for some outlet Koran Tempo, and Tempo Magazine. Novan AndriantoThe commercial advertising is one the most famous and the most discussed promotion tool because of its scope. One of the products using Television Commercial, as the promotion tool in Ramadan, is Ramayana Department Store. Before and During the Ramadan, most Moslems have their activities in Ramadan with themselves, their society, their colleagues and their beloved families. In Ramayana Ramadan Commercial "Their Happiness is My Happiness" "Bahagianya Adalah Bahagiaku", aired in the television, aimed 1 to know the family relation to the meaning of Ramayana Ramadan Commercial "Their Happiness is My Happiness" "Bahagianya Adalah Bahagiaku" for Indonesian Moslems' habit during Ramadan. 2 To discover the creative message in Ramayana Ramadan Commercial "Their Happiness is My Happiness". For this commercial analysis, the writer applied Content Analysis Approach and Communication Semiotics approach. Based on the analysis in each part of the commercial, the writer found the process of the delivered message by Ramayana Ramadan Commercial. The message is related to the unstoppable habits of Indonesian Moslem, from the past until now, about the roles of Moslems for having fast at the holy month of Ramadan. Jesus LauThe International Guidelines on Information Literacy have been compiled by the Information Literacy Section InfoLit of the International Federation of Library Associations and Institutions IFLA with the aim of providing a pragmatic framework for those professionals who need or are interested in starting an information literacy program. The guidelines will aid information professionals engaged in educational programs, basic and higher education, in their efforts to meet their current information needs. However, most of the concepts, principles and procedures can be applied with minimal adaptation to any library setting. Information professionals working in all types of libraries should have as one of their main institutional goals the facilitation of users' efforts to acquire information competencies. Information skills are vital to the success of lifelong learning, employment, and daily interpersonal communication of any citizen, such as when a person needs information about health services for someone in his/her care, or a student requires specific information to complete an DianaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana resistensi kultur, kualitas produk berita, serta beban kerja wartawan memengaruhi perubahan model bisnis media Tempo dari newsroom terkonvergensi menjadi de-convergence. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan jenis dan sifat kualitatif deskriptif. Penelitian ini fokus pada paradigma konstruktivis di mana peneliti berusaha menilik konstruksi sosial yang diciptakan kelompok sosial atas teknologi. Untuk melengkapi bahan, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yakni wawancara, observasi, dan dokumen. Beberapa teori dan konsep penelitian, di antaranya Social Construction of Technology SCOT, relevant social group kelompok sosial yang relevan, interpretative flexibility fleksibilitas interpretasi, closure and stabilization penutupan dan stabilisasi, wider context konteks yang lebih luas, de-convergence, resistensi kultur, serta kualitas produk dan beban kerja wartawan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Tempo tidak lagi menerapkan konvergensi integrated newsroom newsroom Penyebabnya lantaran adanya definisi ulang konsep konvergensi, resistensi kultur, dan bertambahnya beban kerja wartawan yang disertai dengan penurunan kualitas konten. Penurunan kualitas konten pun berdampak pada berkurangnya sirkulasi media cetak. Di sisi lain, pendapatan iklan Majalah Tempo dan Koran Tempo merosot. Hal ini mengindikasikan bahwa konsep konvergensi terintegrasi tidak efektif bagi Tempo untuk mempertahankan bisnis medianya, khususnya media cetak. Untuk mengantisipasi penurunan profit, Tempo memutuskan de-convergence dan mengimplementasikan strategi konvergensi baru. Strategi itu adalah mengembangkan platform digital Majalah Tempo dan Koran Tempo berupa aplikasi. Aplikasi tersebut tak sekadar menawarkan berita yang dikemas dalam format PDF, tetapi juga interaktivitas. Kata Kunci de-convergence newsroom, konvergensi media, Tempo, social construction of Lawson-BordersThis volume offers a timely examination of technology's impact on media companies and the results of convergence among media industries, considering the effects on journalistic, business, and economic practices. Media Organizations and Convergence Case Studies of Media Convergence Pioneers considers the many definitions of convergence and explores the changes in communication technologies. Author Gracie L. Lawson-Borders provides a brief history of media segments and their evolutions as they adapt to emerging technologies, media conglomeration, and the competitive and global changes that have occurred in the industry. She also examines the theoretical implications of technology and convergence in the operations and practices of media organizations. The case studies included here profile three media convergence pioneers-Tribune Company in Chicago, Media General in Richmond, and Belo Corporation in Dallas-that have incorporated convergence into their journalistic practices. Lawson-Borders considers the social, cultural, and political implications of convergence, and presents issues and concerns for the future of convergence in the media industry. As a snapshot of media convergence at the current stage in its evolution, this book offers important insights into the business of media at a time of dramatic change. It will be a valuable resource for scholars and students in media management, mass media, and related areas of the media industry. Ā© 2006 by Lawrence Erlbaum Associates, Inc. All rights Convergence Networked Digital Media in Everyday LifeG MeikleS YoungMeikle, G. & Young, S. 2012. Media Convergence Networked Digital Media in Everyday Life. London Palgrave Television News The Relationship between TV, Online Media and AudienceVictor PerdomoGarciaPerdomo, Victor Garcia. 2020. "Re-Digitzing Television News The Relationship between TV, Online Media and Audience". Digital Journalism 1-19.
EKSISTENSIMEDIA LOKAL DI ERA KONVERGENSI DITERBITKAN OLEH: BALAI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BANDUNG (BPPKI) BADAN LITBANG SDM KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. DAFTAR ISI Observasi Volume 10, No. 1, Tahun 2012 Dari Redaksi v Komunikasi Pemerintahan versusEra digital hadir ditandai dengan munculnya teknologi komputer beserta teknologi lainnya yang mendukung akses informasi secara elektronik. Berbagai media digital yang saling terhubung satu sama lain membentuk sebuah media baru yang lebih kompatibel, mudah dan cepat diakses, yang kemudian disebut dengan konvergensi media. Dalam perkembangannya, hal tersebut mendorong berbagai macam perubahan pada media massa tentang bagaimana informasi disajikan kepada khalayak. Dalam hal ini tak terkecuali media televisi, yang telah mengalami beberapa perubahan diakibatkan oleh konvergensi media. YouTube merupakan platform yang dianggap menjadi salah satu bentuk konvergensi media paling kompatibel dengan karakter televisi. Penelitian ini fokus pada bagaimana khalayak atau penonton televisi menikmati program acara televisi Indonesia pada platform YouTube, yang dianalisis dari jumlah penonton untuk melihat adanya pola menonton serta mengukur dampak konvergensi media pada televisi. Hasil dari penelitia...